Rabu, 30 Juni 2010

DATANG UNTUK ORANG YANG SAKIT DAN BERDOSA

Para orang tua dulu sering memberikan nasihat untuk anak-anaknya. " Ojo cedhak-cedhak kebo gegupak," ( jangan dekat-dekat dengan kerbau yg berkubang di lumpur ) .Nasihat itu kurang lebih mengandung maksud supaya kita jangan bergaul dengan orang yg jahat supaya tak terkena imbas kejahatannya.
Para pemungut pajak pada jaman Yesus memiliki reputasi buruk. Mereka dijauhi rakyat, mereka di golongkan sebagai orang-orang berdosa yg jauh dari Allah. Dan alangkah mengherankan Yesus justru sangat dekat dengan mereka, ikut makan bersama mereka dan bercengkerama dengan akrab. Sama sekali tidak bisa dimengerti oleh orang Farisi bahwa Yesus mau bergaul dengan sampah masyarakat. Mereka risih terhadap cara bergaul Yesus, tetapi tidak memiliki keberanian untuk bertanya langsung padaNya. Mereka hanya berani bertanya pada para muridNya, "Mengapa Gurumu duduk makan dengan para pemungut cukai dan orang-orang berdosa ? "
Terdapat cara pandang yg berbeda antara Yesus dan orang-orang Farisi. Yesus melihat para pemungut cukai itu sebagai orang-orang yg sakit dan merindukan sapaan. Telah sekian lama mereka dimusuhi masyarakat, tidak disapa dan dicuekin. Mereka adalah seperti orang-orang yg sakit. Dan orang sakitlah yg membutuhkan tabib. Sementara itu orang-orang Farisi memandang para pemungut cukai dan orang berdosa seolah-olah seperti mereka merasa diri sehat. Kalau sehat, tentu saja tak memerlukan tabib. Yesus menampilkan diriNya sebagai penyembuh sejati, yg menyembuhkan bukan hanya luka-luka fisik, tetapi jiga luka batin. Untuk bisa menyelami luka batin orang-orang yg terbuang ini, satu-satunya cara yg Ia pakai adalah menjadi satu dengan mereka. Sementara itu orang Farisi menempatkan diri mereka bukan sebagai tabib. Mereka tampil sebagai penghukum yg menjatuhkan vonis atas cara hidup yg salah.
Kisah pertobatan Matius, pemungut cukai yg menjad salah satu rasul Yesus emngajak kita semua untuk tidak melihat seseorang secara hitam-putih, melulu salah atau benar. Selalu ada ruang dan kemungkinan untuk pertobatan bagi orang yg dianggap pendosa. Ruangan itu perlu dibangun oleh orang lain yg mampu memberikan hati dan belas kasihan padanya. Tantangan bagi kita untuk bisa seperti Yesus, yg lebih mengutamakan belas kasih daripada kurban bakaran.


Marilah berdoa :
Ya tuhan, ajarilah kami menaruh belas kasihan dan memberikan harapan kepada mereka di sekitar kami yg merindukan sapaan kasihMu